Kamis, 13 Oktober 2016

Arsitektur Telematika



Arsitektur Telematika

Istilah arsitektur dapat diartikan sebagai perancangan atau desain dari sebuah aplikasi, atau dimana suatu komponen membentuk suatu sistem yang diolah dan dilokalisasi agar dapat saling berinteraksi. Arsitektur telematika adalah sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi yang dapat meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi komunikasi. 
Element Utama Arsitektur
1.
Arsitektur sistem pemrosesan, menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap. Standar merupakan format, prosedur, dan antar muka, yang menjamin bahwa perlengkapan dan software dari sekumpulan penyalur akan bekerja sama.
2.
Arsitektur telekomunikasi dan jaringan, menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3.
Arsitektur data, sejauh ini merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.
Dengan kemajuan teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi atau lebih dikenal dikenal dengan istilah Telematika atau dalam istilah asingnya ICT (Information and Communication Technology) menawarkan sesuatu yang pada awal perkembangan komputer sangatlah mahal yaitu mini komputer, workstation dan personal komputer yang memiliki kemampuan setara mainframe dengan harga yang jauh lebih murah. Hal itu mendorong munculnya paradigma baru dalam pemrosesan data yaitu apa yang disebut Distributed Processing dimana sejumlah komputer mini komputer, workstation atau personal komputer menangani semua proses yang didistribusikan secara phisik melalui jalur jaringan komunikasi.

A.    Arsitektur Client-Server Telematika
Karena keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah Arsitektur Client-Server. Arsitektur Client-Server merupakan sebuah aplikasi yang bertugas untuk membagi pekerjaan antara server(penyedia layanan) dan client. Client dan server terkadang menggunakan jaringan komputer pada hardware yang terpisah. Sedangkan server dapat menjalankan satu atau lebih program untuk memberikan data-data pada client. Arsitektur client – server telematika terdiri dari 2 buah arsitektur yakni, arsitektur sisi client dan sisi servernya.
     1.      Arsitektur  dari sisi client
       Arsitektur dari sisi klien mengarah pada  pelaksanaan data  pada browser sisi koneksi HTTP. Contohnya adalah JavaScript dari sisi eksekusi client dan cookie dari sisi penyimpanan pada client. Beberapa ciri khas dari sisi client, sebagai berikut :
1. Selalu memulai permintaan ke server.
2. Menunggu dan menerima balasan dari server.
3. Biasanya terhubung ke sejumlah kecil dari server pada satu waktu.
4. Biasanya berinteraksi langsung dengan pengguna akhir dengan menggunakan antarmuka pengguna seperti antarmuka pengguna grafis. Khusus jenis klien mencakup: web browser, e-mail klien, dan online chat klien.
     2.      Arsitektur dari sisi server
Pada sisi server, terdapat server Web khusus yang mengeksekusi perintah dengan menggunakan metode HTTP. Contoh dari sisi server adalah penggunaan CGI script yang tertanam di halaman HTML, hal tersebut dapat memicu terjadinya perintah untuk mengeksekusi. Beberapa ciri khas dari sisi server, sebagai berikut :
1. Menunggu permintaan dari salah satu client.
2. Melayani permintaan klien dan menjawab sesuai data yang diminta oleh client.
3. Suatu server dapat berkomunikasi dengan server lain untuk melayani permintaan client.
4. Jenis-jenisnya : web server, FTP server, database server, E-mail server, file server, print server.
Client dan server dikembangkan oleh berbagai perusahaan software besar seperti Lotus, Microsoft, Novell, Baan, Informix, Oracle, PeopleSoft, SAP, Sun, dan Sybase. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menjadi perusahaan komputer yang stabil dan besar pada era ini.


1.        Arsitektur Single-Tier
Pada Arsitektur Single-Tier, semua komponen produksi dari sistem dijalankan pada komputer yang sama. Beberapa sifat dari Single-Tier antara lain :
1.      Sederhana dan alternatifnya sangat mahal.
2.      Membutuhkan sedikit perlengkapan untuk dibeli dan dipelihara.
3.      Kelemahan pada keamanan dari arsitektur ini yaitu rendahnya dan kurangnya skalabilitas.



2.         Arsitektur Two-tier
Pada Arsitektur Two-tier, antarmuka pengguna ditempatkan di lingkungan desktop dan sistem manajemen database. Biasanya dalam sebuah server, yang lebih kuat merupakan mesin yang menyediakan layanan bagi banyak klien. Pengolahan informasi dibagi antara sistem interface lingkungan dan lingkungan server manajemen database. Arsitektur two-tier lebih aman dan terukur daripada pendekatan single-tier. Mempunyai database pada komputer yang terpisah meningkatkan kinerja keseluruhan situs. Kelemahannya adalah biaya yang mahal dan arsitektur yang kompleks.

3.        Arsitektur Three-tier
      Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur two-tier. Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasi-aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan. Three-tier client dan server arsitektur digunakan untuk meningkatkan performa untuk jumlah pengguna besar dan juga meningkatkan fleksibilitas ketika dibandingkan dengan pendekatan dua tingkat. Kekurangannya adalah pengembangan lebih sulit daripada pengembangan pada arsitektur dua lapis.
   Pada tiga tingkatan arsitektur, sebuah middleware digunakan diantara sistem user interface lingkungan klien dan server manajemen database lingkungan. Middleware ini diimplementasikan dalam berbagai cara seperti pengolahan transaksi monitor, pesan server atau aplikasi server.


 Beberapa Keuntungan Arsitektur Three-Tier :
·         Keluwesan teknologi,
·         Mudah untuk mengubah DBMS engine,
·         Memungkinkan pula middle tier ke platform yang berbeda,
·         Biaya jangka panjang yang rendah,
·         Perubahan-perubahan cukup dilakukan pada middle tier daripada pada aplikasi keseluruhan,
·         Keunggulan kompetitif,
·         Kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan bisnis dengan cepat, dengan cara mengubah modul kode daripada mengubah keseluruhan aplikasi.

B.           Teknologi Pendukung
      Konsep arsitektur tanpa teknologi pendukung tidak akan dapat diterapkan. Termasuk dalam arsitektur 2-tier dan n-tier. Beberapa contoh teknologi yang umum dipergunakan untuk mendukung 2-ter dan n-tier:
1.      Component Object.
Umumnya merupakan model object oriented dimana dapat dipergunakan oleh aplikasi yang berbeda dan penggunaan ulang komponen. Contohnya adalah COM/DCOM. Aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda dapat saling berkomunikasi dengan menggunakan Component Object. Component Object itu sendiri dapat ditulis dengan bahasa pemrograman yang berbeda-beda. Pada prinsipnya komponen tersebut terdiri dari class yang memiliki sekumpulan method.
2.      Microsoft Transaction Server.
MTS atau Microsoft Transaction Server merupakan software yang dikembangkan oleh Microsoft untuk keperluan monitoring transaksi pada aplikasi terdistribusi. MTS beroperasi pada middle-tier dan menyediakan control transaksi. Sebagai contoh, jika Anda mengembangkan sistem 3-tier yang mana menempatkan business object pada middle-tier, maka Anda dapat membuat ActiveX DLL sebagai business objectnya, dan melakukan instalasi didalam lingkungan MTS pada middle-tier.MTS akan bertanggung-jawab dalam menangani akses multi-client pada busines object tersebut. MTS menyediakan fasilitas seperti transaksi rollback, commit dan deadlock pada middle-tier.
3.    HTTP/Web Server.
Untuk aplikasi n-tier pada aplikasi Internet/Intranet, Anda mutlak memerlukan Web Server. Terdapat cukup banyak web server yang umum digunakan seperti Apache Web Server atau Internet Information Server (IIS).Anda dapat menggunakan web server sebagai middle-tier untuk menangani permintaan dari browser komputer client.
4.   Microsoft Message Queue Server.
MMQS atau Microsoft Message Queue Server merupakan teknologi yang dikembangkan oleh Microsoft yang berjalan pada middle-tier dan berfungsi untuk mengelola antrian permintaan. Hal ini dilatarbelakangi karena didalam jaringan yang besar, tidak semua komputer yang terkoneksi berfungsi pada saat yang diperlukan, sehingga diperlukan sebuah aplikasi yang dapat mengelola antrian request dari client dan response dari server yang akan dikirimkan lagi ketika komputer tujuan telah berfungsi. Bahkan jika Anda menggunakan banyak server dan keseluruhan server sedang dalam kondisi down, MMQS akan menyimpan semua request hingga beberapa atau semua server kembali online. Satu keuntungannya lagi, jika client-client meminta request yang melebihi kapasitas sebuah server, maka MMQS dapat menyimpannya untuk kemudian mendelegasikannya pada server yang tidak sibuk. Untuk kebutuhan ini diperlukan aplikasi pada server yang berfungsi sebagai listener atau referral.
5.    Database Management System.
Database Management System atau dikenal dengan singkatan DBMS merupakan sumber  penyimpanan data dan tentu saja memegang peranan vital dalam keseluruhan sistem.  Untuk arsitektur 2-tier dan n-tier, diperlukan aplikasi DBMS yang mampu bekerja pada lingkungan tersebut, beberapa contohnya adalah MySQL, Microsoft SQL Server dan Oracle. Jika pada DBMS yang dipergunakan terdapat fasilitas stored procedure, maka dimungkinkan untuk menyimpan business logic didalam stored procedure yang akan diakses oleh client.
6.      Conceptual Model
Tahap disain untuk merancang aplikasi untuk perusahaan bisa jadi merupakan pekerjaan yang rumit dan harus berhati-hati. Sehingga sangat disarankan Anda mencurahkan waktu yang cukup pada tahap disain. Pendekatan terbaik untuk melakukan disain adalah dengan membagi aplikasi kedalam unit-unit kecil yang disebut modul. Pada awalnya Anda dapat membuat modul standalone yang dapat dipanggil oleh modul lainnya dan dapat digunakan berulang kali (reused) pada project yang lain. Hal ini akan mempermudah pekerjaan Anda dan menghindari duplikasi pengkodean yang tidak perlu, serta menghemat waktu kerja Anda. Pada tahap disain ini juga, Anda perlu mengenal apa yang dinamakan dengan conceptual model, yang juga dikenal dengan sebutan service model atau application model

Contoh kasus arsitektur telematika
Pada sebuah sistem 3-tier, yang terdiri dari client, business dan database. Sistem tersebut harus melakukan kalkulasi gaji karyawan berdasarkan pajak dan peraturan lainnya yang dapat berubah dari tahun ke tahun.
            Pada tahun ini, terdapat perubahan peraturan pajak yang harus diterapkan pada sistem, pada tingkatan mana harus melakukan update. Yang perlu  dilakukan hanya update pada tingkatan business object, yang ada karena arsitektur 3-tier ini.
            Satu hal yang harus terus diingat sebagai konsep dasar, bahwa pengertian arsitektur 2-tier maupun 3-tier adalah secara logical dan bukan secara physical. Sehingga pada sebuah sistem kecil Anda dapat menjalankan business logic dan database pada komputer yang sama.
            Tetapi pada sistem yang besar, Anda mungkin memerlukan beberapa komputer untuk menjalankan baik tingkatan business ataupun database.

Daftar pustaka :
e)            http://taskactivity.tumblr.com/post/65671746918/pemanfaatan-dan-arsitektur-telematika