Rabu, 28 September 2016

Teknologi Telematika dalam Bidang Pendidikan & Kesehatan


PERANAN TEKNOLOGI TELEMATIKA DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Dunia teknologi mengalami kemajuan begitu cepat. Perkembangan teknologi informasi yang cepat juga di bidang telematika yang merupakan bagian dunia TI(Teknologi Informasi), Kalau kita membahas dunia TI cakupannya sangat luas, saat ini saya akan membahas pengaruh telematika di dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi. Hampir semua perguruan tinggi baik negeri dan swasta memanfaatkan teknologi informasi. Dengan adanya teknologi informasi terutama telematika sangat membantu proses kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi.
Pada bidang pendidikan ini peran telematika sangat lah berpengaruh besar dalam membantu dunia pendidikan, seperti membuat program pembelajaran secara virtual, membuat buku-buku virtual sehingga lebih praktis untuk dipelajari dan dibawa kemana-mana dan membuat pembelajaran lebih menarik.
Perkembangan yang sangat pesat dalam telematika maka munculahe-book, e-learning, e-library dan sebagainya. E itu berarti electronic. yang berarti penggunaan teknologi informatika. Membuat pembelajaran lebih Real time, lebih praktis dan lebih murah. Cukup dengan adanya jaringan Internet.


e-Book
e-book atau buku elektronik merupakan berupa buku yang dapat dibuka dengan elektronik melalui komputer. ebook ini biasanya berupa file yang isinya berupa informasi dari sebuah buku dalam bentuk yang ringkas. dengan ebook kita dapat belajar melalui komputer, kita juga dapat menyimpan ebook sebanyak-banyaknya tanpa harus membeli buku.

Dampak positif dan negatFi telematika di dalam pendidikan.
Setiap perkembangan atau hal yang baru pasti ada efeknya, baik efek secara langsung maupun tidak langsung dan akan memberikan dampak dimasyarakat. Termasuk perkembangan Telematika pasti ada dampak positif dan negatifnya, yang beberapa diantaranya adalah :

Dampak Positif :
  1. Proses belajar mengajar bisa di lakukan di mana saja.
  2. Menjadikan proses belajar mengajar menjadi jauh lebih mudah, karena materi disampaikan dengan variasi yang menarik.
  3. Tidak perlu bertatap muka dengan pengajar, cukup mengakases materinya melalui internet.
  4. Membuat jarak yang sangat jauh jadi terasa dekat serta tidak ada batasan waktu dan tempat.
  5. Membuat manusia akan selalu belajar dengan teknologi dan mengikuti perkembangan zaman.
  6. Memudahkan dalam pencarian informasi mengenai pelajaran, jurnal ilmiah, makalah bahkan untuk kuliah jarak jauh.
  7. Hemat biaya dan waktu.
  8. Tidak terbatas ruang dan waktu.
  9. Standarisasi materi.
  10. Otomatisasi administrasi.
  11. Materi dapat diakses dimana saja.
  12. Meringkas segalanya. contoh, kita tidak harus membawa banyak buku diktat.
Dampak Negatif :

  1. Penyalahgunaan teknologi untuk merusak data (crakcer) oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti menghack computer untuk mengubah nilai yang diperoleh.
  2. Mudahnya untuk melakukan tindakan plagiatisme.
  3. Privasi tidak terlindungi karena selalu berhubungan dengan teknologi.
  4. Aspek sosial sebagai manusia turun karena jarang bertemu langsung sehingga membuat proses interaksi antar sesama manusia kurang yang menyebabkan rentannya timbul perpecahan.
  5. Kemungkinan terjadi kesalahan fatal akibat kurang akuratnya data yang diinput sehingga menyebabkan informasi yang diterima orang berikutnya ataupun sistem yang membaca informasi tersebut tidak akurat.
  6. Membuat manusia menjadi pemalas dan pikiran tidak berkembang karena telah dimanjakan oleh teknologi yang mempermudah segalanya.
  7. Rentan terpecah fokus belajarnya karena banyaknya hiburan yang bisa diperoleh melalui komputer, seperti bermain game, dengar musik nonton film.
  8. Menjadi terlalu bergantung dengan teknologi tanpanya proses pemecahan masalah akan berjalan sangat lambat.


                  PERANAN TEKNOLOGI TELEMATIKA DALAM BIDANG KESEHATAN

Setelah menjelaskan peranan teknologi telematika dalam bidang pendidikan , maka saya ingin mencoba memberikan satu lagi contoh bentuk penerapan dari telematika dalam bidang kesehatan. Salah satu penerapan telematika dalam bidang kesehatan ini adalah Telematika dalam Penelitian Kesehatan, disamping Tele-Education, Telemedicine, serta Telematika untuk Manajemen Pelayanan Kesehatan dan kelompok kami akan menjelaskan mengenai Telemedicine

Definisi Telemedicine
Telemedicine merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan dengan pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya menggunakan internet,satelit dan lain sebagainya.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan lebih mendalam mengenai apa itu telemedicine. Komponen penyusun teknologi telemedicine adalah pasien, dokter, internet dan praktisi kesehatan. Pasien memiliki jarak yang jauh dengan dokter. Apabila pasien ingin memeriksa kesehatan mereka tidak perlu berangkat ke tempat dokter, ini untuk penyakit yang kecil dan menengah dan untuk perawatan jalan. Untuk pasien dengan sakit parah dan perlu rawat inap hal ini sulit diterapkan,tetapi masih dalam tahap pengujian. Misal untuk pasien sakit jantung, kanker, tumor dan lain-lain. Antara pasien dengan praktisi kesehatan harus memiliki jaringan internet yang terhubung secara global sehingga pasien bisa menggunakan telemedicine.
Sejarah Telemedicine
Ide tentang pemeriksaan dan evaluasi kesehatan dengan menggunakan perangkat jaringan telekomunikasi bukanlah hal yang baru. Setelah diperkenalkan pesawat telepon, percobaan telemedicine telah dilakukan pertama kali dengan men-transmisi-kan rekaman ekg melalui jaringan telepon sistem analog. Walaupun jarak tempuh transmisi hanya beberapa kilometer, namun nilai klinisnya tidak begitu bermakna. Setelah itu, beberapa kali dicoba untuk melakukan transmisi suara jantung dan napas antar dokter dan pasien.Setelah Perang Dunia ke-II (1945), teknik transmisi foto dikembangkan oleh militer di eropa. Pengalaman tersebut memberikan inspirasi para pioner kedokteran dalam mengembangkan teknik pengiriman gambar-gambar medis tentang penyakit dan kelainan dari pasien ke dokter. Sejumlah peneliti kedokteran pada saat itu telah melakukan kegiatan pendidikan, interprestasi dan menegakkan diagnosis serta melakukan pengobatan psikiatri, dan radiologi jarak jauh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan sistem digital saat ini, perkembangan telemedicine semakin berkembang. Peralatan kedokteran dapat menghasilkan gambar digital secara langsung, selain itu juga dapat mengubah citra video menjadi citra digital. Kini, penggunaan telemedicine sangat luas sampai sekarang diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordan, India, dan Malaysia.
Sejarah Telemedicine di Indonesia
Telemedicine di Indonesia sudah berkembang cukup signifikan. Di Indonesia sudah meluai menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era tersebut masih menggunakan teknologi telepon standar. Di era sekarang telemedicine sudah berkembang lebih pesat, misalnya di Surabaya antar puskesmas di seluruh Surabaya sudah saling terhubung dengan tekologi internet dan sudah terhubungsatu dengan yang lain, selain itu puskesmas juga sudah terhubung dengan pusat kesehatan kota. Tetapi bandwidth di Indonesia masih kurang untuk dilakukan teleconference antar pasien dengan praktisi kesehatan. Tetapi hal ini memungkinkan apabila antar puskesmas dengan pusat kesehatan kota memiliki akses internet sendiri tidak menggunakan layanan public internet.
Manfaaat Telemedicine
Mafaat telemedicine adalah sebagai berikut:
·     Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
·     Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan langsung dari dokter-     dokter pribadi.
·  Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
·    Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat kerja.
·   Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di rumah.

Aplikasi Telemedicine
Aplikasi Telemedicine dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
1.    Skala Mikro
·      Dilaksanakan oleh salah satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas
2.    Skala Makro
·   Aplikasi Sektoral –  Terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang layanan kesehatan
·   Aplikasi Regional –  Mencakup keseluruhan bidang layanan kesehatan terbatas pada wilayah       tertentu dalam satu Negara
·   Aplikasi Nasional –  Mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh wilayah suatu negara
    Aplikasi telemedicine sangatlah luas, tergantung dari materi dan objek transmisi nya. Misalnya:             teleradiologi, telepatologi, teledermatologi, telekardiologi, telepsikiatri, teleneurologi, teleedukasi,      telekonsultasi, pengobatan telenuklir, teleotorinolaringologi dan penatalaksanaan trauma jarak jauh. Selain itu dikenal pula berbagai disiplin telemedicine lainnya seperti telenursing (pelayanan keperawatan jarak jauh), dan teleprescribing (resep jarak jauh).
Perangkat keras dan lunak telemedicine sangat mahal, terutama transmisi yang menggunakan saluran pita lebar, sehingga akses pusat kontrol dan server sebaiknya berada di center-center besar. Namun harus dibedakan mana yang bisa diaplikasikan sesuai kemampuan, dan mana yang harus menunggu pemakaian teknologi tinggi. Semua pengiriman pencitraan (image) baik ekokardiografi real time maupun film citra x-ray , ct-scan ataupun angiogram memerlukan saluran pita lebar dan jaringan digital dengan biaya tinggi.
Pilihan telekomunikasi yang dapat dilakukan untuk aplikasi Telemedicine antara lain:
·         Saluran telepon standar (public switched telephone network; PSTN)
·         ISDN (integrated service digital network)
·         Koneksi satelit
·         Teknologi nirkabel
·         Koneksi gelombang mikro
·         Leased line
·         ATM (asynchronous transfer mode): teknologi relay sel.

Beberapa kasus aplikasi satelit untuk pelayanan kesehatan jarak jauh, antara lain:
1.    Jaringan Informasi Medis Asia-Pasifik via ETS-V
·    (AMINE – Asia Pacific Medical Information Network via ETS-V. Proyek yang dilaksanakan oleh National Space Development Agency (NASDA) dan Departemen Pos dan telekomunikasi Jepang serta dibantu oleh Fakultas Kedokteran Universitas Tokai Jepang ini mendirikan 25 stasiun bumi yang menggunakan L-Band VSAT di setiap stasiunnya. Stasiun bumi tersebut tersebar di Thailand, Kamboja, Papua Nugini, Fiji, China, dan Jepang. Setelah selama empat tahun beroperasi (1992-1996) ternyata 80% traffik adalah trafik non-klinis seperti masalah-masalah administrasi, manajemen rumah sakit, dan urusan logistik. Oleh Karena itu AMINE merekomendasikan agar desain telemedicine di masa yang akan datang turut memperhitungkan trafik-trafik non-klinis seperti ini. Hasil yang nyata adalah AMINE telah berhasil menyelamatkan banyak pasien terutama di negara berkembang di asia pasifik.
2.   Telemedicine via ACTS (Advanced Communications Technology Satellite ) – NASA.
·   ACTS merupakan salah satu pionir dalam mengaplikasikan telemedicine via satelit. Salah satu eksprimen telemedicine yang dilakukan adalah telemammography, yang mendemontrasikan pengiriman citra mammografi resolusi tinggi dari daerah pedesaan ke kota menggunakan jaringan akses satelit. Mammografi adalah citra radiologi yang dapat membantu pendeteksian kanker payudara dalam tahap dini. Sayangnya dibutuhkan ahli radiologi yang berpengalaman untuk menginterpretasikan citra tersebut yang tidak selalu tersedia didaerah pedesaan atau kota kecil. Eksprimen ini menghubungkan tempat screening di kota kecil atau pedesaan dengan suatu institusi medis di kota besar. Keberhasilan program ini membutuhkan integrasi antara satelit dan infrastruktur terestrial di fakultas kedokteran kampus/rumah sakit, pemoresan citra, keamanan data pasien, juga perangkat lunak yang mengontrol proses screening. Salah satu kesulitan yang dihadapi pada telemammografi ini adalah citra yang dihasilkan berukuran besar. Untuk teknik mammography direct digital, kompresi 20:1 diperlukan agar citra dapat ditransmisikan kurang dari 1 menit dengan menggunakan T1. Tetapi kompresi sebanyak ini mengorbankan beberapa data pada citra. Karena itu eksprimen ini menyarankan pengembangan teknik kompresi citra disamping perbaikan sistem yang mampu mentransmisikan citra lebih cepat.

Peluang Telemedicine
Masalah jarak terkait dengan bagaimana caranya memberikan akses layanan kedokteran yang berkualitas dengan biaya murah dan terjangkau, berkelanjutan, demi mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera.Bayangkan ketersediaan dan rasio tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Telemedcine menawarkan solusinya dengan menjanjikan diantaranya efisiensi, efektivitas, interaktivitas, kolaborasi dan ubiquitous.
Diharapkan menjadi lebih hemat jarak, waktu dan biaya. Juga meningkatkan kerjasama lintas geografis. Mudah diakses dengan berbagai perangkat, darimana dan kapan saja.Telemedicine yang sudah sering dilakukan diantaranya dalam bentuk telekonsultasi. Bisa melalui telepon, pesan singkat (SMS), MMS, chat bahkan video call. Juga konsultasi dokter online via web seperti mail list, forum, blog, Twitter, Plurk, Facebook, webcam, dll.Telekonsultasi yang populer berupa telekonferensi dan video konferensi.
Yang sekadar bersifat pengawasan dan pemeliharaan dapat berupa telemonitoring. Terkait bidang pendidikan disebut tele-education yang dapat digunakan juga sebagai ubiquitous learning.Di bidang kedokteran sendiri dikenal istilah teleradiologi (terkait dengan PACS [Picture Archiving and Communication System]), telekardiologi, telesurgery, telepatologi, telepsikiatri, teledermatologi, teleoftalmologi, teleobstetri-ginekologi, telepediatrik, dll. Beberapa penelitian menyatakan telemedisin efektif dan efisien digunakan untuk kasus penyakit kronis dan rawat jalan serta mampu mengurangi angka rujukan serta lama rawat inap.

Teknologi Telemedicine
Di sisi klien/pasien dibutuhkan suatu alat yang mampu menggantikan fungsi panca indera dan aktivitas dokter. Misalnya kamera video, stetoskop elektron, elektrokardiografi, dermatoskop elektron, ultrasonografi elektron, robot bedah, dll.Data bisa pula ditangkap dan diolah dengan bantuan perangkat lunak atau sistem manajemen data tertentu. Seperti pengolah citra pada CT-Scan, aplikasi berbasis web, pengatur kompresi, dll. Format data sebaiknya memiliki standar, seperti XML, JPEG, dll. Diperlukan juga standardisasi proses, antarmuka, kualitas data, lama penyimpanan dan sebagainya.
Data yang terkumpul dapat langsung diteruskan secara waktu nyata (real time/synchronous) atau disimpan dulu (asynchronous). Data dapat juga diminta sewaktu-waktu menggunakan metode pull technology atau cukup menunggu kiriman dari klien dengan cara push technology.Jaringan yang digunakan untuk mengantarkan data dapat memanfaatkan kabel, nirkabel bahkan koneksi satelit. Tergantung pada lebar pita (bandwidth) yang dibutuhkan untuk transfer data.Datayang sampai di stasiun penerima (mis. rumah sakit, klinik, praktik swasta, farmasi, laboratorium, dll) dapat diolah. Atau cukup dijadikan arsip. Jika diperlukan, informasi disampaikan kembali ke klien.

 Aplikasi Telemedicine Di Indonesia
Di Indonesia, dinyatakan beberapa pusat pelayanan kesehatan di daerah sebenarnya telah dilengkapi dengan peralatan yang mendukung telekonferensi. Langkah bertahap menuju telemedisin yang lebih maju. Beberapa berita penerapan dan penelitian telemedicine di Indonesia (dimutakhirkan 29 Januari 2009):
Telemedicine, Berobat Via Internet!
Dokter di Bandung Obati Pasien di Aceh (2005)
RSUD Terapkan Mobile Telemedicine System (2008)
Penelitian telemedisin di arsip ITB (Institut Teknologi Bandung).
Hambatan Telemedicine
Sumber daya manusia dan teknologi yang ditanamkan tidak bisa dibilang murah. Belum lagi faktor budaya. Dokter umum lokal biasanya lebih paham kondisi kesehatan di daerahnya dibanding dokter spesialis/konsultan yang tidak mengenal kondisi geografis daerah tersebut. Dokter memang tidak akan tergantikan oleh mesin. Tapi mesin akan banyak menjembatani hubungan dokter-pasien. Ringkasnya, telemedicine sebagai suatu alat bantu telah menawarkan beberapa peluang. Dengan mengutamakan keselamatan pasien yang didukung regulasi, standar, penelitian dan kedokteran berbasis bukti, telemedisin mungkin dapat membantu terwujudnya masyarakat yang sehat dan sejahtera.