Teori Organisasi
Umum
Nama : Nadia Sifa Auliya
Kelas : 2KA31
Npm : 16113284
1. Pengertian konflik, sumber dan jenis-jenisnya
·
Pengertian konflik
Berikut ini beberapa Pengertian
Konflik Sosial Menurut para Ahli:
- Pengertian Konflik Sosial Menurut Robbins: Konflik dimaknai
sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain
telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera mempengaruhi secara
negatif, sesuatu yang diperhatikan oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan
belum bisa dikatakan sebagai suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak
memahami adanya ketidakcocokan tersebut.
- Pengertian Konflik Sosial Menurut Fisher: Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bisa terjadi karena hubungan antara
dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau merasa
memiliki tujuan-tujuan yang tidak sejalan.
- Pengertian Konflik Sosial Menurut White & Bednar: konflik sosial
adalah suatu interaksi antara orang-orang atau kelompok yang saling bergantung
merasakan adanya tujuan yang saling bertentangan dan saling mengganggu satu
sama lain dalam mencapai tujuan itu.
- Pengertian Konflik Sosial Menurut Cassel Concise dalam
Lacey: mengemukakan
bahwa konflik sebagai “a fight, a collision; a struggle, a contest;
opposition of interest, opinion or purposes; mental strife, agony”.
Pengertian tersebut memberikan penjelasan bahwa konflik adalah suatu
pertarungan, suatu benturan; suatu pergulatan; pertentangan kepentingan,
opini-opini atau tujuan-tujuan; pergulatan mental, penderitaan batin.
- Pengertian Konflik Sosial Menurut Wexley &Yukl: Konflik juga merupakan
perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak (two parties)yang ditandai
dengan menunjukkan permusuhan secara terbuka dan atau mengganggu dengan sengaja
pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya.
-
Pengertian Konflik Sosial Menurut Clinton: Konflik adalah
relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang
tak bisa dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan
struktur-struktur nilai yang berbeda. Konflik juga merupakan suatu interaksi
yang antagonis mencakup tingkah laku lahiriah yang tampak jelas mulai dari
bentuk perlawanan halus, terkontrol, tersembunyi, tak langsung, sampai pada
bentuk perlawanan terbuka.
·
Sumber konflik
Beberapa Faktor Penyebab Konflik
Perbedaan individu yang
didasari oleh perbedaan pendirian dan perbedaan perasaan. Setiap manusia
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda, sehingga dalam menilai
sesuatu tentu memiliki penilaian yang berbeda-beda. Misalnya masyarakat menilai
kebijakan pemerintah mengenai menaikkan harga BBM karena harga bahan mentah
naik. Tentu setiap masyarakat akan menilai dengan pemikirannya masing-masing
yang mungkin secara umum terbagi menjadi kelompok yang pro dan kontra.
- Perbedaan kebudayaan sehingga membentuk
pribadi yang berbeda
Orang dari kebudayaan
berbeda, misalnya orang jawa dengan orang papua yang memiliki budaya berbeda,
jelas akan membedakan pola pikir dan kepribadian yang berbeda pula. Jika hal
ini tak ada suatu hal yang dapat mempersatukan, akan berakibat timbulnya
konflik.
·
Perbedaan kepentingan antara individu
atau kelompok
Manusia merupakan mahkluk
yang unik karena satu dengan yang lain relative berbeda. Berbeda pendirian,
pemikiran, perilaku, kebiasaan, dsb. Dari perbedaan itu tentu timbul perbedaan
kepentingan yang latar belakangnya juga berbeda. Misalnya mengenai masalah
pemanfaatan hutan. Para pecinta alam menganggap hutan sebagai bagian dari
lingkungan hidup manusia dan habitat dari flora dan fauna. Sedangkan bagi para
petani hutan dapat menghambat tumbuhnya jumlah areal persawahan atau
perkebunan. Bagi para pengusaha kayu tentu ini menjadi komoditas yang
menguntungkan. Dari kasus ini ada pihak – pihak yang memiliki kepentingan yang
saling bertentangan, sehingga dapat berakibat timbulnya konflik.
·
Perubahan-perubahan nilai yang cepat
dan mendadak dalam masyarakat
Perubahan merupakan suatu
hal yang wajar didalam kehidupan bermasyarakat. Tetapi perubahan yang sangat
cepat akan memicu timbulnya konflik. Misalnya masyarakat pedesaan yang secara
umum matapencariannya bertani yang hidupnya bergotong-royong dengan jadwal
waktu yang relative tidak mengikat, kemudian tumbuh suatu industry dengan waktu
yang relative cepat dengan kebiasaan cenderung individualis, disiplin kerja dan
waktu kerja ditentukan, yang secara umum mengubah nilai-nilai masyarakat desa
tadi, tentu akan menimbulkan konflik berupa penolakan diadakannya
industry di wilayah itu.
A.
Akibat-akibat dari konflik.
Konflik dapat baik dan
tidak baik. Konflik berakibat tidak baik seperti :
1. Menghambat komunikasi, karena
pihak-pihak yang berkonflik cenderung tidak berkomunikasi.
2. Menghambat keeratan hubungan.
3. Karena komunikasi relative tidak ada,
maka akan mengancam hubungan pihak-pihak yang berkonflik.
4. Mengganggu kerja sama.
5. Hubungan yang tidak terjalin baik,
bagaimana mungkin terjadi kerjasama yang baik.
6. Mengganggu proses produksi,bahkan
menurunkan produksi.
7. Kerja sama yang kurang baik, maka
produktifitas pun rendah.
8. Menimbulkan ketidakpuasan terhadap
pekerjaan.
9. Karena produktifitas rendah,
timbullah ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
10. Yang kemudian berakibat pada individu
mengalami tekanan, mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir,
menarik diri, frustasi dan apatisme.
Konflik berakibat baik
seperti:
1. Membuat suatu organisasi hidup, bila
pihak-pihak yang berkonflik memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.
2. Berusaha menyesuaikan diri dengan
lingkungan merupakan salah satu akibat dari konflik, yang tujuannya tentu
meminimalkan konflik yang akan terjadi dikemudian hari.
3. Melakukan adaptasi, sehingga dapat
terjadi perubahan dan perbaikan dalam system serta prosedur, mekanisme,
program, bahkan tujuan organisasi.
4. Memunculkan keputusan-keputusan yang
inovatif.
5. Memunculkan persepsi yang lebih
kritis terhadap perbedaan pendapat.
·
Jenis-jenis Konflik
Sedangkan menurut James
A.F. Stoner dan Charles Wankel jenis-jenis konflik terbagi atas :
A. Konflik intrapersonal.
Konflik intrapersonal adalah konflik
seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi pada saat yang bersamaan
memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
B. Konflik
interpersonal.
· Konflik
ini adalah konflik seseorang dengan orang lainnya karena memiliki perbedaan keinginan dan tujuan.
· Konflik
antar
individu-individu dan kelompok-kelompok, Hal ini sering kali
berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas yang
ditekankan pada kelompok kerja
mereka . Sebagai contoh seorang individu dapat dikenai
hukuman karena tidak memenuhi norma-norma yang ada.Konflik
interorganisasi.
C. Konflik
antar grup dalam suatu organisasi
adalah suatu yang biasa terjadi, yang tentu
menimbulkan kesulitan dalam
koordinasi dan integrasi dalam kegiatan yang menyangkut
tugas-tugas dan
pekerjaan. Karena hal ini tak selalu bisa dihindari maka perlu adanya
pengaturan agar kolaborasi tetap terjaga dan
menghindari disfungsional.
2.
Strategi penyelesain Konflik
Cara-Cara Mengatasi
Konflik
Mengatasi konflik antara
pihak-pihak yang bertikai tergantung pada kemauan pihak-pihak yang berkonflik
untuk menyelesaikan masalah. Selain itu juga peran aktif dari pihak luar yang
menginginkan redanya konflik. Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi konflik
yang telah terjadi :
·
Rujuk
merupakan usaha
pendekatan demi terjalinnya hubungan kerjasama yang lebih baik demi kepentingan
bersama pula.
·
Persuasi
mengubah posisi pihak
lain, dengan menunjukan kerugian yang mungkin timbul, dan bukti factual serta
dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan
standar keadilan yang berlaku.
·
Tawar-menawar
Suatu penyelesaian yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak dengan mempertukarkan kesepakatan yang
dapat diterima.
·
Pemecahan
masalah terpadu
Usaha pemecahan masalah
dengan memadukan kebutuhan kedua belah pihak. Proses pertukaran informasi,
fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur.
Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternative pemecahan secara
bersama dengan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
·
Penarikan
diri
Cara menyelesaikan
masalah dengan cara salah satu pihak yang bertikai menarik diri dari hubungan
dengan pihak lawan konflik. Penyelesaian ini sangat efisien bila pihak-pihak
yang bertikai tidak ada hubungan. Bila pihak-pihak yang bertikai saling
berhubungan dan melengkapi satu sama lain, tentu cara ini tidak dapat dilakukan
untuk menyelesaikan konflik.
·
Pemaksaan
dan penekanan
Cara menyelesaikan
konflik dengan cara memaksa pihak lain untuk menyerah. Cara ini dapat dilakukan
apabila pihak yang berkonflik memiliki wewenang yang lebih tinggi dari
pihak lainnya. Tetapi bila tidak begitu cara-cara seperti intimidasi, ancaman,
dsb yang akan dilakukan dan tentu pihak yang lain akan mengalah secara
terpaksa.
3.
Pengertian komunikasi, hambatan
komunikasi dan unsur komunikasi?
·
Pengertian komunikasi
-
William J. Seller menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan,
diterima dan diberi arti.
-
Raymond Ross menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi
adalah proses menyortir, memilih dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa
agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
-
Carl I. Hovland menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi
adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan
(biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang
lain.
-
Onong Uchjana Effendy menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu, berpendapat, mengubah sikap atau perilaku baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
-
Colin Cherry menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi
adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk mencapai
tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh
penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.
-
Forsdale menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi
adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan
tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan
aturan.
-
Everett M. Rogers menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau
banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
-
Ruben dan Steward menyatakan bahwa Pengertian
Komunikasi mengenai manusia merupakan proses yang melibatkan individu-individu
dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
·
Hambatan komunikasi
Faktor hambatan yang
biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai
berikut:
a. Hambatan
Teknis
Hambatan jenis ini timbul
karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran
pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas
dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di
bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi
dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
b. Hambatan
Semantik
Gangguan semantik menjadi
hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi
semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu
pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya
transmisi.
Hambatan semantik dibagi
menjadi 3, diantaranya:
1. Salah
pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara.
2. Adanya
perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama.
3. Adanya
pengertian konotatif
Untuk menghindari
mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang
tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan
mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata
yangdigunakannya.
c. Hambatan
Manusiawi
Hambatan jenis ini muncul
dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam
komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.
·
Unsur Komunikasi
Komunikasi antar manusia hanya bisa
terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan
tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima, dan efek . unsur-unsur ini bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi.
a. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya
b.
Komunikator
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
–Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
– Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi.
-Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
–Penampilan
Khusus dalam komunikasi tatap muka atau yang menggunakan media pandang dengan audio visual, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan. Penampilan ini sesuai dengan tata krama dengan memperhatikan keadaan, waktu dan tempat.
– Penguasaan masalah
Seseorang yang tampil atau ditampilkan sebagai komunikator haruslah betul- betul menguasai masalahnya. Apabila tidak, maka setelah proses komunikasi berlangsung akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap komunikator dan akhirnya terhadap pesan itu sendiri yang akan menghambat terhadap efektivitas komunikasi.
-Penguasaan bahasa
Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan dan dapat dipahami oleh komunikan. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan- pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audience.
c.
Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu.
d.
Channel/
Saluran
Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televisi.Komunikasi
Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
1) personal
2) kelompok, dan
3) massa
Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian, yaitu media umum dan media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya radio dan sebagainya. Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa, misalnya televisi.Komunikasi
Komunikasi dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
1) personal
2) kelompok, dan
3) massa
e.
Efek
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi berhasil.
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai, maka komunikasi berhasil.
4.
Pengertian Koordinasi
yang Efektif
·
PENGERTIAN
KOORDINASI
Koordinasi
didefinisikan sebagai proses pengintegrasian (penyatuan) tujuan dan kegiatan
perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatuorganisasi untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
-
Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha
yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan
harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.
-
menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan
yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
-
Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi
adalah suatu proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara
teratur di antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai
tujuan bersama. Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan
melakukan koordinasi dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam
tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai rentang manajemen. Koordinasi
didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan
pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh
para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana
yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
PENDEKATAN KOORDINASI YANG EFEKTIF
Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif.
Koordinasi secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan
informasi. Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin
membutuhkan informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Terdapat tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu:
Teknik-Teknik Manajemen Dasar
Untuk mencapai koordinasi yang efektif kita dapat
menggunakan mekanisme teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan
dan prosedur-prosedur. Organisasi relatif tidak memerlukan peralatan koordinasi
lebih dari teknik-teknik tersebut.
Mekanisme teknik manajemen dasar
Mekanisme teknik manajemen dasar
1. Hirarki
manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag
formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan
integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan
yang tepat.
2. Aturan
dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat
untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan
yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Rencana dan
penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat
digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah
seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang
sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses
seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
satuan-satuan oraganisasi.
Meningkatkan
koordinasi potensial
1. Meningkatkan koordinasi
potensial menjadi diperlukan bila bermacam-macam
satuan organisasi
menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi ini dapat
di tingkatkan melalui dua cara, yaitu:
·
System informasi vertikal
Adalah peralatan melalui mana data
disalurkan melewati tingkatan-tingkatan
organisasi. Komunikasi dapat terjadi di
dalam atau di luar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti
pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk
meningkatkan informasi yang tersedia bagi
perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan.
·
Hubungan-hubungan lateral (horizontal).
Melalui pemotongan
rantai perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan
dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan
lateral, yaitu:
Kontak langsung antara
individu-individu yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
1.
Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar
departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
2.
Panitnya dan satuan tugas. Panitnya biasanya
diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan
tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
3.
Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh
misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa atau
proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan perhatian yang
terus menerus dari seseorang.
4.
Peranan penghubung manajerial, yang mempunyai
kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang diintegrasikan
dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian yang dijelaskan
padadi atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
5.
Organisasi matriks, suatu mekanisme yang sangat
baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Metoda
Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Dalam beberapa situasi
adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini
dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk
satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi
agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Penciptaan
sumber daya-sumber daya tambahan
Sumber daya-sumber
daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja. Penambahan
tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan masalah-masalah yang
timbul berkurang.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat
berdiri sendiri
Teknik ini mengurangi kebutuhan koordinasi
dengan mengubah karakter satuan-satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat
berdiri sendiri diserahi suatu tanggung jawab penuh salah satu organisasi operasi
(perusahaan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar