Jumat, 15 April 2016

Artikel Mengenai Penyalahgunaan Narkoba, Psikotropika dan Zat Aditif



   Terdapat suatu kenyataan yang sulit dipercaya , bahwa hampir semua pengguna Narkoba mengetahui bahaya dari Narkoba, namun hanya sedikit yang bersedia dan berhasil untuk menghentikan kebiasaannya tersebut. Ancaman penyakit yang mengintai  terkadang tidak cukup ampuh untukmembuat pacandu menghentikan kebiasaannya . Narkoba  di satu sisi merupakan suatu  yang dibenci dan dicoba untuk dihindari , namun disatu sisi yang lain dianggap sebagai sahabat setia yang terus dicari dan dijadikan sebagai salah satu alat pergaulan. Narkoba dipandang sebagai masalah yang paling mendesak untuk ditangani dan dikurangi , karena mengandung pelbagai senyawa beracun dan bersifat karsinogenik  (dapat menyebabkan keganasan). 
Kebiasaan merokok, sebagai salah satu media menikmati narkoba , misalnya putauw  ternyata juga mempunyai keterkaitan dengan penyakit Tuberculosis ( TBC ) , sehingga  keduanya merupakan agenda penting dari WHO akhir-akhir ini . Hal ini juga merupakan masalah yang sangat penting bagi Indonesia yang merupakan penyumbang kasus TBC ketiga terbanyak di dunia  Ketergantungan obat dalam hal ini meliputi dua dimensi yaitu ,ketergantungan perilaku  dalam aktivitas mencari-cari zat , dan ketergantungan fisik beserta gejala-gejala yang muncul sebagai akibat ketergantungan obat tersebut.  
Ketergantungan pada Putauw atau disebut dengan nama lainnya yaituAmphetamin, crack, ice, meth, crystal, shabu , atau speed banyak disebut sebagai salah satu bentuk ketergantungan yang paling tua dalam sejarah modern.
Hal yang memprihatinkan adalah jumlah narkoba yang disalahgunakan setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dalam usia pertama kali orang merokok yang semakin muda.
Berbeda dengan kebiasaan mecandu yang dilakukan oleh remaja  yang lebih karena usahanya dalam mencari jati diri atau tekanan dari kelompok sebaya, maka kebiasaan menggunakan putauw pada usia dewasa selain sebagai akibat kebiasaan merokok yang dilakukan semenjak usia remaja juga merupakan usaha untuk melarikan diri dari perasaan frustrasi dan depresi sebagai akibat dari lingkungan kompetitif  yang dihadapinya
Sementara itu , gencarnya pengaruh dari lingkungan pergaulan yang dialami,  sering dituding sebagai salah satu penyebab dari terus bertambahnya angka pecandu di kalangan masyarakat. Di sisi lain ,  Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pembatasan penggunaan narkoba  ,beserta hukuman bagi pecandu maupun pengedar masih dianggap terlampau lunak dan pelaksanaan yang belum merata, serta masih  maraknya suap di kalangan penegak hukum membuat upaya pemberantasan narkoba masih sangat sulit dilakukan  . Hal ini membuat tingkat bahaya narkoba dan kecenderungan ketagihan dan ketergantungan pada narkoba akan semakin tinggi , dan semakin sulitnya seseorang untuk melepaskan dirinya dari ketergantungan terhadap narkoba 
Ketagihan yang disebabkan oleh narkoba , seringkali bukanlah suatu kebiasaan yang dapat dengan mudah diubah oleh seseorang . Seringkali pula  bantuan ahli atau adanya terapi diperlukan dalam usaha mengendalikan perilaku merokok . Dalam dunia Psikiatri , misalnya, dikenal terapi kombinasi penggunaan nikotin transdermal , atau obat - obatan jenis  pengganti nikotin. Namun, kemudian disadari bahwa hanya dengan terapi kimiawi saja tidak cukup efektif untuk mengendalikannya.
Fenomena penyalahgunaan zat mempunyai banyak implikasi untuk penelitian. Dikatakan bahwa beberapa zat dapat mempengaruhi perilaku baik internal , misalnya mood  ataupun eksternal yaitu perilaku yang dapat diamati oleh orang lain. Dalam hal ini dikatakan bahwa penggunaan psikotropika, termasuk putauw dengan kerusakan fungsi otak adalah berhubungan erat. 
Dalam hal ini , penanganan yang lebih serius untuk mencegah semakin luasnya penyebaran narkoba perlu dilakukan secepatnya agar efek merusak  pada kalangan remaja dapat dicegah sedini mungkin mengingat bahwa biaya  yang digunakan untuk melakukan rehabilitasi narkoba telah mencapai 200 milyar dolar pada tahun 1990-an di Amerika saja, belum termasuk di belahan lain di dunia , jauh lebih besar dibandingkan pemasukan devisa bagi sebagian besar negara di dunia . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar